Kamis, 28 November 2013

CINTA

Percintaan dan Pergaulan Remaja Dalam Pandangan Islam

Menjadi manusia yang beriman kepada Allah SWT tentu tidak mudah, karena banyak godaan dalam mencapainya, dikarenakan balasan yang Allah SWT janjikan pun tidak terbandingkan dan semua orang pun menginginkannya. Sebaik-baiknya pemudi ialah pemudi atau fatayaat yang mampu menjaga dirinya dari godaan. Godaan-godaan untuk menjadi orang shalih/shalihah sering kali datang dan menggebu-gebu saat kita menginjak usia remaja, di mana pubertas seseorang ada di masa ini. Bukan hal yang mudah pula bagi remaja muslim untuk melewati masa ini. Namun sungguh sangat indah remaja yang mampu lulus melewati masa pubertas yang penuh godaan ini. Karenanya, sudah seharusnya kita bersabar dalam mengendalikan hawa nafsu.

Salah satu godaan yang amat besar pada usia remaja adalah “rasa ketertarikan terhadap lawan jenis”. Memang, rasa tertarik terhadap lawan jenis adalah fitrah manusia, baik wanita atau lelaki. Namun, kalau kita tidak bisa mengatur perasaan tersebut, maka hal itu akan menjadi mala petaka yang amat besar, baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang yang kita sukai. 

Sebagai hamba Allah SWT kita harus yakin bahwa kehormatan kita harus dijaga dan dirawat, terlebih ketika berkomunikasi atau bergaul dengan lawan jenis, agar tidak ada madharat (bahaya) atau bahkan fitnah yang bisa muncul. Untuk itu, sebaiknya kita sebagai remaja memperhatikan dan menjaga adab dalam bergaul dengan lawan jenis. Diantara adab-adab itu adalah:

Pertama, jangan berkhalwat (berdua-duaan). TTM atau teman tapi mesra, ke mana-mana bareng, hal ini merupakan gambaran remaja umumnya saat ini, dimana batas-batas pergaulan di sekolah umum sudah sangat tidak wajar dan melanggar prinsip Islam. Namun tidak mengapa kita sekolah di sekolah umum, jika tetap bisa menjaga adab-adab bergaul dengan lawan jenis. Jika ada seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan, maka yang ketiga sebagai pendampingnya adalah setan. Dari Umar bin al-Khattab, ia berkhutbah di hadapan manusia di Jabiyah (suatu perkampungan di Damaskus). Ia membawakan sabda Nabi Muhammad Saw; “Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), karena setan adalah orang yang ketiganya. Siapa yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya, maka dia adalah seorang yang mukmin.” (HR. Ahmad).

Kedua, menundukkan pandangan. Pandangan laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya adalah termasuk panah-panah setan. Banyak hal buruk yang timbul dari pandangan, karena pandangan yang disertai nafsu inilah pintu munculnya keburukan. Kalau pandangan itu cuma sekilas saja, spontanitas atau tidak sengaja, maka tidak menjadi masalah pandangan mata tersebut. Pandangan pertama yang tidak sengaja diperbolehkan, namun selanjutnya adalah haram.

Ketiga, jaga aurat terhadap lawan jenis. Jagalah aurat kita dari pandangan laki-laki/perempuan yang bukan mahramnya. Yang tidak termasuk mahram seperti teman sekolah, teman bermain, teman pena. Bahkan teman dekat pun kalau dia bukan mahram kita, maka kita wajib menutup aurat. Baiknya, pakailah busana yang sesuai kreteria 4T: Tutup aurat, Tidak transparan (tembus pandang), Tidak ketat dan Tidak menyerupai pakaian lawan jenis. Apabila 4 kriteria ini sudah terpenuhi, maka pakaian itu sudah sesuai dengan ketentuan Islam.
 
Keempat, tidak boleh ikhtilat (campur baur antara laki-laki dan perempuan). Ikhtilat itu adalah campur baurnya seorang laki-laki dan perempuan di satu tempat tanpa ada hijab atau pembatas yang memisahkan mereka. Tanpa pembatas itu, masing-masing laki-laki atau perempuan bisa melihat lawan jenis dengan sangat mudah dan sesuka hatinya. Ikhtilat ini sangat potensial memunculkan hal-hal yang tidak diinginkan bagi kalangan remaja.

Saya kira hanya sampai sini saja yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang membacanya. Kurang lebihnya saya ucapkan mohon maaf. Terima kasih....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar